Tallo merupakan sebuah kecamatan di wilayah pesisir Kota Makassar, dihuni oleh 148.228 jiwa yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan dan buruh pabrik produksi kapal. Kecamatan yang memiliki luas 8,75 km2 ini menjadi salah satu
destinasi wisata karena memiliki kawasan tepi laut dan cagar budaya berupa kawasan makam raja-raja Tallo.
Pada tahun 2021, Kecamatan Tallo adalah satu dari lima kecamatan yang mengalami krisis air bersih di Makassar berdasarkan data dari PDAM Kota Makassar. Tallo juga merupakan kecamatan yang memiliki kelurahan dengan potensi
kekeringan terbanyak di Makassar, terutama saat musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh jaringan perpipaan yang tidak merata serta pasokan air sumur yang tidak stabil dan berkualitas buruk.
Akibat permasalahan air bersih di Tallo tentunya mengganggu perekonomian karena setiap keluarga harus mengeluarkan sekitar Rp200.000-300.000 per bulan serta karena kualitas air yang buruk, didukung oleh kurangnya praktik kesehatan
dan sanitasi menyebabkan penyakit terkait bakteri dan virus.
Di Makassar, khususnya di Kecamatan Tallo, CCE meluncurkan proyek percontohan bertajuk “Makassar Je'ne Tallasa” untuk mewujudkan masyarakat Tallo yang sehat. Proyek gotong royong ini memadukan teknologi inovatif yang memanen
dan filtrasi air hujan dengan edukasi yang membangun komunitas mandiri. Proyek ini bertujuan untuk menyediakan warga Tallo dengan sumber air bersih gratis dan mudah dijangkau.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh proyek “Makassar Je’ne Tallasa”, para agen perubahan kami telah menerapkan tiga solusi berbeda sebagai satu sistem.
Edukasi dan kampanye tentang air bersih, pemeliharaan sistem penampungan dan pengolahan air, serta perilaku menjaga air dan sanitasi bersih dan sehat agar masyarakat bisa mandiri dalam menjaga dan memelihara air bersih dan sehat.
Berkolaborasi dengan teknologi Tametotto dari Jepang yang berupa tangki Pemanenan Air Hujan (PAH) bawah tanah. Teknologi ini bisa dibangun dengan cepat dan menggunakan material lokal, serta memiliki kapasitas yang besar, yaitu 160.500 liter air sehingga mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi 330-440 keluarga dalam kapasitas penuh.
Membangun teknologi filtrasi air menggunakan pot keramik Terra yang menggunakan tanah liat lokal. Dengan kemampuan menyaring 2 liter air per jam, Terra telah teruji mampu menghasilkan air minum aman.
Teknologi ini dibangun di area lahan parkir Makam Raja Tallo yang berjarak hanya 100 meter dari pemukiman, lebih dekat dibandingkan sumber air sebelumnya. Hal ini mampu menghemat waktu tempuh para perempuan dan anak-anak dibandingkan perjalanan ke titik sumber air sebelumnya, sehingga memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan produktif seperti aktivitas ekonomi dan pendidikan.
Teknologi PAH dengan volume 208 m3, diestimasikan mampu mencukupi kebutuhan air bersih bagi 100 keluarga per hari dengan kondisi tangki terisi penuh oleh air hujan yang stabil.
Air bersih hasil tadahan air hujan yang diolah dan air minum aman hasil filtrasi mampu memberikan penghematan uang bulanan yang dikeluarkan untuk membeli air sebesar Rp200.000-300.000 per bulan.
mendapatkan air bersih dan air minum layak
mendapatkan air minum layak
mengubah perilaku pengunaan air secara berkelanjutan